Ngabuburit, Aktivitas Tahunan di Bulan Ramadan

    Ngabuburit, Aktivitas Tahunan di Bulan Ramadan

    Entah sejak kapan orang-orang indonesia melakukan aktivitas tahunan, yakni ngabuburit di bulan ramadan menjelang waktu berbuka puasa.
     
    Sembari mengitari jalanan ibukota, terlihat orang-orang lalu lalang, tanpa arah pasti, begitu menjelang waktu berbuka puasa ramadan, pada melipir ke masjid yang mereka jumpai, untuk menyantap takjil yang dibagikan oleh panitia masjid setempat. Rupanya kebiasaan ini, dikenal ngabuburit. 

    Entah, dari kapan ngabuburit itu lahir. Sebab sejak jaman penjajahan Belanda dan Jepang hanya mendengar istilah kerja rodi dan kerja Romusa.

    Belum lahir istilah ngabuburit, yang hanya hadir satu tahun sekali dan itu hanya di bulan ramadan saja.

    Benar sekali! Ngabuburit memang lahir musiman selama bulan Ramadan, di mana orang-orang menikmati waktu bersama keluarga dan teman-teman menjelang berbuka puasa.

    Lokasinya bermacam-macam, mulai di Masjid, pergi ke pinggir pantai, alun-alun kota, Rumah Makan, Cafe atau Warkop dan Mall. Tetapi seringkali pemerintah setempat juga turut mengadakan berbagai kegiatan atau acara yang berkaitan dengan Ngabuburit untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan kebersamaan di masyarakat, yang dikenal dengan bukber (buka puasa bersama).

    Menurut berbagai sumber dari internet, "Ngabuburit” kerap menjadi istilah bahasa yang populer digunakan masyarakat selama bulan Ramadan.

    Menurut pakar bahasa Sunda Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr. Gugun Gunardi, M.Hum., kata ngabuburit dalam bahasa Sunda berarti “ngalantung ngadagoan burit” atau bermain sambil menunggu waktu sore. “Asal katanya dari ‘burit’, yaitu waktu sore, senja, menjelang adzan Magrib, atau menjelang matahari terbenam.

    Sumber yang lain menuliskan bahwa kata, “ngabuburit” berasal dari bahasa Jawa, yaitu “ngabubur” yang artinya adalah “menunggu berbuka”. Kegiatan ini pada awalnya hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa. Namun, seiring waktu, kegiatan ini mulai dilakukan oleh seluruh masyarakat muslim di Indonesia.

    Ngabuburit sebenarnya tidak terikat dengan budaya atau adat istiadat apa pun, melainkan merupakan kegiatan spontan yang muncul dari masyarakat. Dilakukan oleh para remaja atau anak muda yang bosan berdiam diri akhirnya ngider menunggu waktu berbuka puasa.

    Selama bulan Ramadan, ngabuburit ini menggambarkan aktivitas santai, seperti nongkrong dengan teman, jalan-jalan, atau mencari pahala di jalan dengan membagikan takjil untuk orang-orang terlambat pulang ke rumah, sekaligus berbuka puasa. 

    Banyak cara Ngabuburit dilakukan orang indonesia, yakni memberikan kesempatan bagi masyarakat muslim untuk bersosialisasi dan mempererat tali silaturahmi. Memperdalam ilmu agama, membaca Al-Quran, berdoa, atau berzikir. 

    Ngabuburit dapat menghindarkan seseorang dari kegiatan yang tidak produktif dan tidak bermanfaat. Jika menilik perkembangan jaman, anak-anak hingga orang dewasa mengisi waktu tersebut dengan bermain game bareng (mabar), ngabuburit juga menjadi inspirasi buat menulis sembari menanti bedug buka puasa.  

    Selain itu, ngabuburit juga sedikit mengurangi kebiasaan ghibah sekaligus melupakan rasa dahaga. Juga waktu yang pas bersantai dan melepas penat bareng keluarga tercinta. Hal terpenting dalam ngabuburit adalah menjaga kesehatan fisik dan mental, serta memanfaatkan waktu dengan aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan tanpa melupakan nilai-nilai spiritual. Tetap menjaga aktivitas yang positif dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

    ngabuburit ramadan
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Akselerasi Pelayanan Masyarakat Barru, Bupati...

    Artikel Berikutnya

    Wakil Walikota dan Ketua TP PKK Makassar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    PPK Tamalatea Gelar Bimtek Pemantapan Putungsura Pilkada Serentak Tahun 2024
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Warga Lawae Tumpah Ruah Sambut Calon Bupati Andi Ina-Abustan

    Ikuti Kami